Bogor, 16 Maret 2012.
Menjelang dan masa kampanye pemilukada DKI Jakarta 2012-2017 dapat dipastikan keramaian kampanye dari seluruh pasangan calon pemimpin DKI Jakarta. Isu-isu dan menu kampanye yang dikumandangkan akan beragam serta menghiasi wajah ibukota. Program-program andalan untuk menghadapi lika-liku Jakarta dari masing-masing calon menjadi unjung tombak perjuangan memenangkan ajang pemilukada. Hampir dipastikan pula janji “perubahan” akan menghiasi kampanye semua calon untuk membawa dan mengatasi permasalahan-permasalahan yang menjadi konsumsi penduduk Jakarta selama ini.
Perubahan dijanjikan akan membawa kehidupan yang lebih baik untuk penduduk yang berada di kawasan yang dijadikan tujuan kampanye. Namun jika kita telisik lebih mendalam makna perubahan adalah melakukan program baru untuk menggantikan program yang dilakukan sebelumnya. Perubahan adalah sebuah peralihan dari suatu sistem ke sistem lainnya. Jika kita lihat dari sisi kepercayaan dan faktor psikologi penduduk, janji-janji perubahan setiap lima tahun sekali ini akan membawa masyarakat pada kebimbangan. Alasannya setiap pergantian tampuk kepemimpinan maka besar pula peluang pergantian kebijakan yang diterapkan.
Memang tak bisa dipungkiri jika sistem yang ada masih banyak kekurangan untuk menghadapi arus kehidupan di Jakarta. Namun bukan berarti dianggap gagal begitu saja dan harus segera dilakukan perubahan untuk hidup yang lebih baik. Hal yang perlu dilakukan adalah pembenahan sistem yang ada, sehingga rencana jangka panjang yang telah dicanangkan para pendahulu dapat terealisasikan. Siapapun pemimpinnya untuk program jangka panjang pasti sudah dipikirkan dan direncanakan dengan baik, karena tidak mungkin ada pemimpin merencanakan sesuatu yang tidak baik. Hanya saja jika setiap pergantian pemimpin akan selalu dilakukan perubahan maka realisasi jangka panjang akan mustahil untuk dilakukan karena program-program yang dicanangkan tidak saling berkaitan. Melihat dari wacana tersebut, maka sebenarnya yang kita butuhkan adalah sebuah pembenahan bukan sekedar perubahan yang akan membawa kita pada titik awal.
Pembenahan lebih menguntungkan karena membawa kita kepada kondisi memperbaiki sistem yang sudah ada dengan sistem yang kita rencanakan. Pembenahan tidak akan membuat kita membangun sesuatu dari awal, karena kita sudah memiliki kerangka pijakan untuk mencapai tujuan. Perubahan menyeluruh seharusnya hanya dilakukan jika suatu sistem memang sudah tidak berfungsi dengan selayaknya, sehingga perlu dilakukan perubahan secara menyeluruh. Namun jika suatu sistem mulai terbentuk, tidak merugikan masyarakat, serta masih dapat dilanjutkan maka sebaiknya hanya dilakukan pembenahan saja untuk menutupi celah yang ada dalam sistem tersebut.
Jika kita lihat kebelakang tentang janji-janji perubahan, maka banyak dijumpai program jangka panjang suatu pemerintahan (tidak hanya untuk DKI Jakarta saja) yang terlantar begitu saja ketika terjadi pergantian kepemimpinan. Salah satu contoh nyatanya adalah program pembangunan monorel yang dahulu menjadi topik hangat dan menciptakan harapan untuk memiliki alternatif moda transportasi. Impian dan harapan itu harus hilang saat estafet kepemimpinan dilakukan. Program pembangunan yang sudah mulai berjalan itupun saat ini hanya menyisakan kenangan nyata dengan pilar-pilar penyangga yang sudah berdiri kokoh namun pembangunannya tidak dilanjutkan. Bukan hanya menghilangkan harapan untuk memiliki moda transportasi baru namun juga terkesan menghabiskan anggaran begitu saja tanpa ada hasil. Walau tidak menutup kemungkinan untuk program pembangunan monorel tersebut dilanjutkan suatu saat nanti, namun hal ini bisa menjadi bukti bahwa program kerja pada pergantian periode pemerintahan tidak saling berkaitan. Masih banyak contoh lainnya tentang pembangunan yang tak berkelanjutan ketika periode pemerintahan memasuki masanya.
Tulisan ini dibuat tidak untuk mendukung salah satu atau spesifik pasangan yang akan maju dalam pemilihan gubernur dan calon gubernur nantinya. Opini yang disampaikan ini hanya untuk memberitahukan bahwa kami lebih mengutamakan dilakukan pembenahan bukan melulu perubahan untuk siapa saja yang nanti menjadi Gubernur terpilih berikutnya. Bukan semata menu perubahan yang sepertinya akan membawa kami ke kehidupan awal untuk mencapai kehidupan impian. Pembenahan akan membimbing semua insan untuk saling bergotong royong dan saling melengkapi serta mewujudkan cita-cita dari para pendahulu. Cita-cita ini BUKAN untuk para pemimpin, namun untuk masyarakat. Pembenahan akan memberikan jalan yang lebih baik ketimbang hanya menjanjikan perubahan yang tidak pasti.
Pada akhirnya semoga kampanye nanti yang akan menghiasi wajah ibukota selama beberapa waktu ke depan, dijadikan momen untuk menawarkan model pembenahan yang realistis dan masih menjunjung norma-norma kehidupan. Para masyarakat bebas memilih siapapun yang mereka anggap paling sesuai untuk memimpin Jakarta untuk satu periode mendatang. Tidak ada pemaksaan, tidak ada penyuapan untuk memilih calon pasangan tertentu. Silahkan pilih salah satu dari pasangan-pasangan yang maju, jangan menyia-nyiakan hak suara Anda, karena suara kita akan menentukan arah pergerakan kehidupan nantinya. Selamat memilih dan berkampanye damai, semoga berjalan lancar serta pemimpin yang terpilih nanti dapat mewujudkan cita-cita Jakarta.
Artikel Lainnya :
CONGRATULATION LIVERPOOL, NICE GAME CARDIFF CITY
CONGRATULATION LIVERPOOL, NICE GAME CARDIFF CITY
Tidak ada komentar:
Posting Komentar